Sebuah bangunan yang terletak di jantung Kampus Unlam Banjarbaru, berdiri megah dengan dua lantai, di halaman depan, tumbuh sepasang pohon buah belimbing yang menjadi ciri khasnya. Jendelanya atau lebih tepatnya dikatakan angin-anginya berbentuk lebar, terbuka, agar semilir angin dapat masuk membelai orang-orang yang sedang beraktivitas di dalamnya. Baik siang maupun malam tak pernah sepi dari aktivitas dan kegiatan yang ada di sana, semuanya seakan menjadi satu, membentuk suatu keharmonisan dan keteraturan. Halah!, susah untuk bisa mendeskripsikan sesuatu, maunya seperti Buya Hamka dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, eehh malah kaya Vickynisasi, hehehe, terjadi kudeta, dan kelabilan kata-kata.
Bagi mahasiswa Unlam ( Universitas Lambung Mangkurat), tentu sangat kenal dengan bangunan yang saya diskripsikan di atas. Ya, bangunan itu adalah Masjid Kampus Al-Bythar, mesjid kampus yang luar biasa, bahkan dapat menjadi rumah ke dua bagi saya. Setelah seharian di kampus, bergulat dengan jadwal kuliah yang penuh, membosankan, masjid itulah yang menjadi pelepas penat, serta sebagai obat penenang, kaya obat tidur aja, ya memang seperti obat penenang agar mudah tidur, soalnya kalo siang setelah kuliah, kalo malas pulang ke rumah sambil nunggu waktu ashar, pasti tiduran di sufah masjid Al-Bythar, semilir anginnya itu lho, kaya ditiupin bidadari, hehehe, halah ngawur jadinya. Tapi bukan hanya itu, yang lebih baiknya adalah berkumpul dengan teman-teman sesama aktivis dakwah, berkumpul dengan orang sholeh itu memang obat hati, kaya yang dibilang abang opik dilagunya,ketika berkumpul dengan mereka, berdiskusi, baik itu permasalahan umat, kuliah, terasa lebih menyenangkan dibanding nongkrong di warung dan membicarakan masalah yang nggak jelas. Di Al-Bythar, semuanya jadi satu, membentuk keharmonisan, kaya gado-gado, semuanya nyatu, ada aktivis dari Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tablig dan Hizbut Tahrir, yah walaupun beda-beda (katanya) tapi sebenarnya sama, Islam, saling berbagi ilmu, saling mengingatkan, dan saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Nah, yang paling saya suka adalah pada waktu senin malam, atau kamis malam (malam jum’at), ada buka puasanya, bagi jama’ah yang menjalankan shaum sunnah senin dan kamis, bagi mahasiswa suatu berkah yang besar, nggak keluar uang lagi buat makan, dapat pahala sunnah plus ngirit pengeluaran dompet deh, hehehe, tapi ingat!, jangan bohong ya, khusus untuk jama’ah yang shaum sunnah senin dan kamis. Mentang-mentang mau ngirit duit jajan, eh bohong demi makan gratis, bukannya double dapat pahala, eh malah double dapat dosa.
Masjid ini sungguh luar biasa, punya musim juga. Pasti bingungkan? Masjid kok punya musim? Yang pertama, kalo musim buah ketapi (nggak tau bahasa Indonesianya), buahnya pasti banyak, asyik dijadikan pencok ketapi dengan cocolan garam dan cabe rawit, hueeh ngiler jadinya. Yang kedua, musimannya, ketika masa-masa mahasiswa baru, masjid Al-Bythar terasa sangat penuh, karena program P2B ( Program Persiapan Belajar) yang mewajibkan mahasiswa baru untuk sholat disana, tapi setelah masa P2B berakhir, kembali lagi deh, muka-muka lama yang kembali mengisi. Ya, Semoga tahun ini beda, tidak hanya muka-muka lama yang mengisi, tapi juga muka-muka baru dan Al-Bythar semakin ramai. Menjadi kewajiban bagi kita umat muslim untuk memakmurkan masjid dengan ibadah, dan kegiatan-kegiatan dakwah
.
$tB tb%x. tûüÏ.Îô³ßJù=Ï9 br& (#rãßJ÷èt yÉf»|¡tB «!$# z`ÏÎg»x© #n?tã NÎgÅ¡àÿRr& Ìøÿä3ø9$$Î/ 4 y7Í´¯»s9'ré& ôMsÜÎ7ym óOßgè=»yJôãr& Îûur Í$¨Z9$# öNèd crà$Î#»yz ÇÊÐÈ
17. Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar